Penerapan Kaidah Perkembangan Fisik, Psikologi dan Perilaku Individu Terhadap Pelayanan Konseling - Peranan bimbingan dan konseling di sekolah sangat nyata dalam membantu perkembangan langsung siswa. Peranan tersebut yaitu membantu siswa mengaktualisasikan potensinya, membantu menuntaskan kiprah perkembangan, membantu siswa menjadi langsung yang sanggup berdiri diatas kaki sendiri dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab, dan membantu siswa tumbuh berkembang sebagai langsung yang unik.
Berkaitan dengan kiprah perkembangan, siswa membutuhkan suatu layanan dari pihak lain, termasuk guru BK, biar tugas-tugas perkembangan tersebut terpenuhi. Melalui pelayanan BK di sekolah siswa menerima kesempatan menerima sumbangan untuk berkembang optimal.
Dalam upaya tersebut, guru BK dalam menyelenggarakan layanan merujuk pada kebutuhan siswa baik secara analisis klasikal atau individual. Analisis kebutuhan siswa sanggup dilakukan dengan mengalisa uraian kiprah perkembangan siswa.
Penjabaran dari upaya sumbangan kepada siswa dalam mencapai kiprah perkembangan antara lain perlu mempertimbangkan perkembangan fisik, psikis, dan sikap siswa.Pemahaman guru BK akan hal tersebut memungkinkan adanya pelayanan yang sesuai kebutuhan akseptor didik.
Penerapan kaidah perkembangan fisik, psikis, dan sikap individu dalam layanan BK sanggup dilakukan dalam beberapa kegiatan, antara lain:
Memperhatikan pada syarat penyusunan agenda tersebut, maka guru BK di jenjang Sekolah Menengah Pertama dan SMA/SMK dituntut untuk memahami kebutuhan akseptor didiknya. Kebutuhan tersebut antara lain dilihat dari perkembangan fisiknya, psikologis, dan perilakunya. Untuk mengetahui kebutuhan tersebut guru BK sanggup melaksanakan pengumpulan data ihwal kebutuhan akseptor didik untuk mengoptimalkan perkembangan fisik.
Kecuali data perkembangan fisik, guru BK juga perlu memahami kebutuhan akseptor didik dari aspek psikis. Data tersebut contohnya ihwal keadaan emosi, kekerabatan sosial, talenta dan upaya pengembangan bakat, pelaksaan nilai-nilai agama, tata tertib sekolah, dan masyarakat. Tidak kalah penting, ihwal kebutuhan perilaku. Guru BK sanggup mengetahui hal tersebut dengan menyusun instrumen analisis kebutuhan yang mengungkap perkembangan sikap dan kemungkinan dimilikinya sikap menyimpang.
Instrumen yang dipakai perlu diadaptasi dengan aspek yang akan diketahui. Misalnya, sosiometri dan angket kekerabatan sosial untuk mengetahui perkembangan sosial dengan teman sebaya. Untuk mengetahui kondisi fisik akseptor didik sanggup dengan angket, wawancara dan pengamatan kesehatan.
Data kebutuhan siswa yang sudah diperoleh merupakan dasar penyusunan agenda BK. Materi ihwal penyusunan intrumen analisis kebutuhan akseptor didik dan menyusun agenda BK akan dibahas pada mata diklat khusus.
Sebagai wujud pelayanan kebutuhan akseptor didik dalam mengoptimalkan perkembangan fisik, psikis, dan perilaku, seyogyanya layanan yang dilaksanakan mengembang fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pemeliharaan dan pengembangan.
Fungsi pemahaman bertujuan biar akseptor didik memperoleh sejumlah info dan pemahaman ihwal perkembangan fisik, psikis, dan perilaku. Misalnya, pemahaman ihwal faktor-faktor yang menghipnotis perkembangan fisik dan sosial.
Fungsi pencegahan bertujuan biar akseptor didik terhindar dari persoalan yang mungkin timbul berkaitan dengan perkembangan fisik, psikis, dan perilaku. Misalnya, layanan informasi, bimbingan kelompok, dan penguasaan konten ihwal mengendalikan emosi, upaya hidup sehat. Fungsi pengentasan bertujuan membantu akseptor didik mengentaskan persoalan yang dihadapi berkaitan dengan perkembangan fisik, psikis, dan perilakunya.
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan yang mengarahkan terpeliharanya dan terkembangkannya potensi akseptor didik dari aspek fisik, psikhis, dan perilaku. Misalnya siswa yang mempunyai fisik tinggi dan kekar, diberi layanan penempatan dan penyaluran untuk menentukan acara yang mengutamakan fisik. Siswa yang penglihatannya kurang diberi layanan penempatan dan penyaluran dalam posisi duduk di kelas yang memungkinkan ia sanggup melihat dengan lebih baik. Kecuali melaksanakan layanan, guru BK sanggup melaksanakan acara pendukung instrumentasi untuk mengetahui perkembangan fisik dan psikhis, alih tangan kasus kalau ada siswa yang mengalami gangguan fisik parah dan menghambat belajar,dan kunjungan rumah untuk mengetahui data akseptor didik selama di lingkungan daerah tinggal.
Materi layanan pengembangan fisik akseptor didik sanggup dijabarkan dalam bidang langsung yaitu kiprah perkembangan masa dewasa awal dan beradaptasi dengan perkembangan fisik dan psikis pada masa remaja.
Berkaitan dengan kiprah perkembangan, siswa membutuhkan suatu layanan dari pihak lain, termasuk guru BK, biar tugas-tugas perkembangan tersebut terpenuhi. Melalui pelayanan BK di sekolah siswa menerima kesempatan menerima sumbangan untuk berkembang optimal.
Dalam upaya tersebut, guru BK dalam menyelenggarakan layanan merujuk pada kebutuhan siswa baik secara analisis klasikal atau individual. Analisis kebutuhan siswa sanggup dilakukan dengan mengalisa uraian kiprah perkembangan siswa.
Penjabaran dari upaya sumbangan kepada siswa dalam mencapai kiprah perkembangan antara lain perlu mempertimbangkan perkembangan fisik, psikis, dan sikap siswa.Pemahaman guru BK akan hal tersebut memungkinkan adanya pelayanan yang sesuai kebutuhan akseptor didik.
Penerapan kaidah perkembangan fisik, psikis, dan sikap individu dalam layanan BK sanggup dilakukan dalam beberapa kegiatan, antara lain:
Penyusunan program
Program BK yang baik ialah suatu bentuk agenda BK apabila dilaksanakan di sekolah mempunyai efisiensi dan efektifitas yang optimal. Salah satu syarat agenda BK yaitu hendaknya memperlihatkan pelayanan kepada semua akseptor didik (W.Miller dalam Mungin Edi Wibowo. 2002:8). Selain itu, dalam menyusun agenda hendaknya berdasar kebutuhan bagi pengembangan akseptor didik sesuai dengan kondisi pribadinya, jenjang dan jenis pendidikannya.Memperhatikan pada syarat penyusunan agenda tersebut, maka guru BK di jenjang Sekolah Menengah Pertama dan SMA/SMK dituntut untuk memahami kebutuhan akseptor didiknya. Kebutuhan tersebut antara lain dilihat dari perkembangan fisiknya, psikologis, dan perilakunya. Untuk mengetahui kebutuhan tersebut guru BK sanggup melaksanakan pengumpulan data ihwal kebutuhan akseptor didik untuk mengoptimalkan perkembangan fisik.
Kecuali data perkembangan fisik, guru BK juga perlu memahami kebutuhan akseptor didik dari aspek psikis. Data tersebut contohnya ihwal keadaan emosi, kekerabatan sosial, talenta dan upaya pengembangan bakat, pelaksaan nilai-nilai agama, tata tertib sekolah, dan masyarakat. Tidak kalah penting, ihwal kebutuhan perilaku. Guru BK sanggup mengetahui hal tersebut dengan menyusun instrumen analisis kebutuhan yang mengungkap perkembangan sikap dan kemungkinan dimilikinya sikap menyimpang.
Instrumen yang dipakai perlu diadaptasi dengan aspek yang akan diketahui. Misalnya, sosiometri dan angket kekerabatan sosial untuk mengetahui perkembangan sosial dengan teman sebaya. Untuk mengetahui kondisi fisik akseptor didik sanggup dengan angket, wawancara dan pengamatan kesehatan.
Data kebutuhan siswa yang sudah diperoleh merupakan dasar penyusunan agenda BK. Materi ihwal penyusunan intrumen analisis kebutuhan akseptor didik dan menyusun agenda BK akan dibahas pada mata diklat khusus.
Pelaksanaan Layanan / Kegiatan Pendukung
Penyelenggaraan layanan yaitu wujud nyata dari acara pelayanan bimbingan BK terhadap akseptor didik. Kegiatan layanan yang dilaksanakan hendaknya bertolak dari kebutuhan akseptor didik. Karena Layanan BK berorientasi pada permasalahan dan perkembangan siswa secara individual maka agenda satuan layanan itu hendaklah meletakkan aspek-aspek individual akseptor didik sebagai fokus kegiatan.Sebagai wujud pelayanan kebutuhan akseptor didik dalam mengoptimalkan perkembangan fisik, psikis, dan perilaku, seyogyanya layanan yang dilaksanakan mengembang fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pemeliharaan dan pengembangan.
Fungsi pemahaman bertujuan biar akseptor didik memperoleh sejumlah info dan pemahaman ihwal perkembangan fisik, psikis, dan perilaku. Misalnya, pemahaman ihwal faktor-faktor yang menghipnotis perkembangan fisik dan sosial.
Fungsi pencegahan bertujuan biar akseptor didik terhindar dari persoalan yang mungkin timbul berkaitan dengan perkembangan fisik, psikis, dan perilaku. Misalnya, layanan informasi, bimbingan kelompok, dan penguasaan konten ihwal mengendalikan emosi, upaya hidup sehat. Fungsi pengentasan bertujuan membantu akseptor didik mengentaskan persoalan yang dihadapi berkaitan dengan perkembangan fisik, psikis, dan perilakunya.
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan yang mengarahkan terpeliharanya dan terkembangkannya potensi akseptor didik dari aspek fisik, psikhis, dan perilaku. Misalnya siswa yang mempunyai fisik tinggi dan kekar, diberi layanan penempatan dan penyaluran untuk menentukan acara yang mengutamakan fisik. Siswa yang penglihatannya kurang diberi layanan penempatan dan penyaluran dalam posisi duduk di kelas yang memungkinkan ia sanggup melihat dengan lebih baik. Kecuali melaksanakan layanan, guru BK sanggup melaksanakan acara pendukung instrumentasi untuk mengetahui perkembangan fisik dan psikhis, alih tangan kasus kalau ada siswa yang mengalami gangguan fisik parah dan menghambat belajar,dan kunjungan rumah untuk mengetahui data akseptor didik selama di lingkungan daerah tinggal.
Mengembangakan materi.
Materi atau topik bimbingan konseling yang dikembangkan di Sekolah Menengah Pertama atau SMA/SMK perlu diadaptasi dengan kebutuhan akseptor didik dari aspek fisik, psikis, perilaku, dan sosial. Pengembangan bahan tersebut telah dikelompokkan dalam 4 bidang yaitu bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.Materi layanan pengembangan fisik akseptor didik sanggup dijabarkan dalam bidang langsung yaitu kiprah perkembangan masa dewasa awal dan beradaptasi dengan perkembangan fisik dan psikis pada masa remaja.
Kegiatan pelayanan konseling.
Uraian acara dalam pelaksanaan layanan perlu memperhatikan karakteristik perkembangan fisik, psikologis, dan sikap akseptor didik. Misalnya, dalam proses layanan dilaksanakan metode diskusi untuk menyebarkan kemampuan sosial, menentukan daerah duduk sesuai dengan pertumbuhan siswa Sekolah Menengah Pertama atau SMA/SMK, menumbuhkan kepercayaan diri dengan memberi kesempatan akseptor didik mengeksplorasi diri, memberi penghargaan atau penguatan kepada akseptor didik untuk membangun harga diri dan bersaing positif akseptor didik.
Advertisement